Jakarta - Viral di Tiktok metode 'Mouthtaping' untuk menghentikan kebiasaan mengorok saat tidur, tak lain dengan menempelkan plester di mulut sepanjang malam sembari tidur. Benarkah cara ini bisa jadi solusi untuk orang-orang yang punya kebiasaan ngorok?
Praktisi Kesehatan Tidur Sleep Disorder Clinic dari Mitra Keluarga Kemayoran, dr Andreas Prasadja, RPSGT menjelaskan, masalah utama di balik kebiasaan mengorok adalah 'sleep apnea'. Kondisi tersebut merupakan gangguan pernapasan saat tidur. Pengidapnya akan mengorok secara berkelanjutan. Pada kondisi tersebut, saluran pernapasan tersumbat di bagian dalam sehingga pengidap merasa tercekik dan terbangun, kemudian mulai bernapas lagi seperti biasa.
Menurut dr Ade, mouthtaping boleh dicoba oleh siapa saja baik anak-anak maupun dewasa untuk mencegah ngorok, selama fungsi pernapasannya tidak terganggu. Selain itu, mouthtaping boleh dilakukan selama fungsi hidung tidak terganggu, misalnya sedang mampet.
"Jika seseorang yang 'ngoroknya' ringan, tentu mouthtaping akan membantu. Kalau 'ngorok' kan mulutnya terbuka, kemudian akibat getaran vibrasi juga dapat memicu radang tenggorokan serta rasa kantuk yang berkurang, tentu dengan metode mouthtaping ini akan membantu," kata dr Ade.
"Kalau sudah menggunakan mouthtaping tetapi 'ngoroknya' tak kunjung reda, lebih baik diperiksakan saja. Karena kita tidak akan tahu jika tidak melalui pemeriksaan. Bila pemeriksaan menunjukkan adanya sleep apnea, segera tangani dan jangan dianggap sepele," sambungnya.
dr Ade menegaskan, kondisi sleep apnea yang sudah parah bisa memicu berbagai penyakit lain seperti hipertensi, stroke, jantung, disfungsi ereksi, hingga kematian.
Seberapa Efektif Mouthtaping Menyetop Ngorok?
dr Ade menjelaskan, mouthtaping bisa berhasil menyetop kebiasaan mengorok. Namun, metode tersebut hanya berhasil jika gejala sleep apnea ringan. Kalau gejalanya sudah serius, pengidap disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter meliputi pemeriksaan di laboratorium tidur, setelah itu baru ditentukan langkah perawatan yang lebih serius.
Laboratorium tidur adalah sarana pemeriksaan tidur menggunakan alat polisomnografi. Pasien akan menginap satu malam, kemudian tubuhnya akan ditempeli sensor. Pasien akan tidur hingga pagi, kemudian keesokan harinya grafik-grafik analisanya akan diperiksa oleh dokter.
Setelah itu, baru bisa disimpulkan tingkat keparahan karakter sleep apnea, serta jenis perawatan yang diperlukan.
0 komentar:
Posting Komentar